Simbok Ponijah. Sosoknya tinggi besar untuk ukuran wanita pada umumnya dengan suara yang “kung”. Ramah, suka menolong, dan enteng saja ketika memberikan sesuatu ke orang lain. Di desaku, Beliau dikenal sebagai pembuat tempe benguk yang maknyuss rasanya. Anda tahu tempe benguk kan? Kalau tidak tahu sekali-kali mainlah ke Jogja. Dan nikmatilah rasa sensasional dari makanan tradisional ini.
Selain sebagai pembuat tempe benguk, beliau juga dikenal sebagai ahli menanak nasi dalam jumlah besar. Keahlian beliau inilah yang sering menyelamatkan orang-orang yang sedang punya gawe. Siapapun mungkin bisa menanak nasi. Tapi, menanak nasi untuk ratusan orang bahkan ribuan? Nanti dulu, yang jelas perlu keahlian khusus.
Ada satu lagi yang nampak jelas dari beliau. Beliau dikenal sebagai wanita yang tangguh. Beliau membesarkan 8 orang anaknya sendirian. Anda tahu, ke-8 anaknya itu laki-laki. Yup, tak satupun terselip wanita di sana. Suaminya sudah meninggal ketika anak-anaknya belum beranjak dewasa. Dan berdasarkan keahlian beliau tadi plus menggarap sawah tinggalan suaminya, beliau membesarkan anak-anaknya.
Tak ada keluh, tak ada kesah yang terucap dari beliau. Beliau mendidik anak-anak dengan keras. Beliau menjelma seumpama Pandu Dewanata sekaligus Kunthi. Rumah dijadikan kawah candradimuka bagi anak-anaknya. Dan terbukti, menjelmalah Pandawa Delapan, bukan hanya Pandawa Lima.
Perjuangan beliau tidak sia-sia. Lima dari delapan anaknya berhasil masuk ke jajaran TNI/Polri. Salah satunya adalah Brigadir Apris SW, anak paling penurut dari sekian anak beliau (ini cerita yang beliau tuturkan sendiri). Sedang tiga anak beliau yang lain bekerja di sector swasta.
Brigadir Apris SW almarhum, ada banyak memori terekam di benak Simbok bersamanya. Kepergiannya yang begitu tiba-tiba dan tak disangka-sangka membuat Simbok dan seluruh keluarga shock. Meski akhirnya merelakan, tetap saja tak mampu mengingkari bahwa ada rasa berat menelisik di hati. Dua luka tembak di dada yang menghantarnya pergi menyisakan gamang di hati.
Ratusan pelayat yang memberikan penghormatan terakhir menjadi saksi hancurnya seorang ibu ditinggal anaknya. Tapi di malam tahlil kedua, mereka juga menjadi saksi betapa tangguhnya Simbok. Beliau menjelma Srikandi dalam perang Bharatayuda. Aba-aba khas beliau sudah memenuhi ruangan ketika persiapan tak kunjung usai padahal warga sudah berdatangan. Senyum pun mengembang pasti dari bibir beliau.
“Tiga hari sebelum meninggal, Apris terlihat putih dan wangi. Kami sampai heran, kok tiba-tiba dia bisa putih seperti itu,” cerita Simbok terbata-bata. Aku memang baru bisa datang malam ini. Diare hebat selama tiga hari ternyata cukup mampu memaksaku untuk berdiam di kos.
“Sampai hari ini, dua hari setelah dia meninggal, kamarnya masih wangi. Mbakmu saja sampai tidak berani masuk ke kamarnya untuk mengambil baju. Semoga ini pertanda dia diterima yo Nduk.” Aku hanya menganggukkan kepala sambil menggenggam tangan Simbok erat. Mbakku adalah kakak ipar Mas Apris.
“Dia itu mau pulang Jum’atan. Memang sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu kalau Jum’atan pasti di rumah. Kecuali kalau sedang tugas jauh. Waktu jam meninggalnya, Simbok seperti melihat Apris berkelebat masuk rumah. Simbok tidak menyangka kalau itu terakhir kalinya Simbok melihat dia.”
“Kemarin sebelum berangkat dia sempat menitipkan Faisal ke Yani. Faisal memang dekat dengan kakak iparnya itu. Tapi ketika itu kami menganggapnya biasa saja.”
Warga terus berdatangan memenuhi aula dan halaman rumah Simbok. Terlihat beberapa polisi di sudut halaman. Beberapa wartawan mondar-mandir mengabadikan momen ini. Dan Simbok, dengan senyum teduhnya terus menyapa tamu yang berdatangan.
Simbok, wanita tangguh ini benar-benar luar biasa. Faisal, putra almarhum, terlihat menggelendot manja pada simbahnya. Faisal memang dekat dengan Simbok. Mungkin karena Faisal juga yang menyebabkan Simbok segera bangkit. Jalan Faisal ke depan masih panjang. Dan Simbok, tentu saja akan menjadi garda depan untuk membukakan jalan bagi Faisal.
Add
* Teriring doa untuk Mas Apris. Semoga Allah menerima semua amal Mas Apris. Saya percaya, Allah telah menentukan yang terbaik bagi kita semua.
* gambar diambil dari sini
Friday, January 23, 2009
Wanita-wanita Perkasa : Simbok Ponijah dalam “Ketika Mas Brigadir Apris Pergi”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Orang yang terlihat putih dan wangi sebelum meninggal, itu adalah salah satu bukti akan kebesaran Allah SWT.
ReplyDeleteSemoga kita bisa menyakapinya dan menyadarkan kita agar beribadah lebih baik lagi.
Terima kasih mbak postingnya, sungguh bermanfaat.
www.web-sumartono.blogspot.com
yup, semoga kita diberi kemudahan untuk lebih mendekat pada-Nya. terima kasih juga untuk kunjungannya....
ReplyDeleteSalam kenal juga mbak...
ReplyDeleteCerita yg menarik, sayang terlalu singkat ... ada kelanjutannya nggak?
Trims udah mampir...
Salam
GARDU BISNIS
bener2 banyak pelajaran hidup yg bisa dipetik dari sini :D
ReplyDeleteArtikelnya selalu menginspirasi....penu dengan kisah yang luar biasa untuk diteladani...thx mbak...
ReplyDeletemaap telat datang neh.. maklum lagi sibuk dengan blog baru.
ReplyDeletekisah di atas memberikan pelajaran tersendiri bagi saya.
to Mas Purnomo
ReplyDeletecerita selanjutnya? tunggu kalau novelnya sudh dibuat. hehehe..... nanti kalau kepanjangen diprotes Pak Munawar saya....
to Mas Arief
semoga bisa menjadi kaca benggala buat kita ya Mas...
Doa saya untuk mas Apris Semoga amal Ibadahnya diterima di sisi Allah SWT. Amien Dan semoga Adik Faisal menjadi anak sholeh yang membanggakan orang tuanya, neneknya dan semua keluarganya
ReplyDeleteto Mas Agung
ReplyDeletesemoga kita diberi kekuatan untuk meneladani ya Mas...
to Mas Fadly
santai Mas. nggak ada acara push up kok kalau telat... :)
to Mas Zamahsari
ReplyDeleteamien........... terima kasih untuk doanya...
simbok ponijah bener2 seorang ibu yang (nyaris) sempurna, mbak lintang. turut berdoa semoga mas diberikan kelapangan jakan menuju ke haribaan-Nya, keluarga yang ditinggalkan, termasuk mbok ponijah yang telah membesarkannya, diberikan ketabahan.
ReplyDeleteSemoga almarhum "Khusnul Khotimah" dan mbok Ponijah sang ibu mengikhlaskan kepergian almarhum "Semoga ini pertanda dia diterima yo Nduk"
ReplyDeleteada lanjutanya mas............
ReplyDeleteto Pak Sawali
ReplyDeleteamien....terima kasih Pak untuk doanya.
to Xitalho
Amien... Semoga saja itu benar-benar pertanda... terima kasih nggih. salam kenal...
to Mas Syahru
saya perempuan Mas. he...
alhamudlillah; isteriku masuk kategori wanita perkasa; lha piya jal wong ben isuk ke pasar naek motor bawa keranjang segala...; selamat buat wanita perkasaku; I Love You...
ReplyDeleteeit... lha kok romantis-romantisan di sini. gpp lah, ikut senang kok Kang....
ReplyDeleteMbak Ona, linknya saya tulis sebagai "Blogger Mania"
ReplyDeletedi blogku
www.golspektakuler.blogspot.com
Kisah ini dituturkan dengan sangat baik. Tak terasa membacanya sudah sampai akhir kalimat. Ikut berdoa terhadap kepergian almarhum serta keluarga yang ditinggalkan
ReplyDeleteto Mas Sumartono
ReplyDeletehe, oke deh. saya link balik di sini...
@ Pak Joko
ReplyDeleteterima kasih Pak untuk doanya. terima kasih juga untuk support yang terus diberikan...
Luar biasa...
ReplyDeleteluar biasa
ReplyDeletesubhanallah, keren euy!
ReplyDelete