Sunday, February 1, 2009

Dian Sastro for President ?


Genderang perang pemilu sudah ditabuh jauh-jauh hari. Adu strategi antar capres tak terelakkan lagi. Saya dalam peperangan ini memilih menjadi penonton saja. Lha mau ikut jadi pemain nggak punya bekal …

Ada yang menarik dari proses ini menurut saya. Munculnya tokoh-tokoh muda menjadikan proses ini terasa segar. Strategi-strategi kreatif bin unik dalam mengenalkan diri dan menjaring simpati pun bermunculan. Perang antar capres bukan lagi sekedar perang content. Perang ini sudah melebar ke adu kreatifitas antar tim kreatif masing-masing capres. Dan saya sebagai penonton tentu saja menikmatinya.

Salah satu cara kreatif yang digunakan oleh para capres adalah memanfaatkan media online untuk mempertajam gerak mereka. Ambil contoh, lomba blog “Aku untuk Negeriku” yang digelar oleh Bugiakso. Terlepas dari mengaku tidaknya beliau atas niatan di balik lomba ini, nuansa kepentingan politik ini kental terasa.

Saya sebetulnya tidak terlalu peduli dengan niatan di balik gelaran lomba itu. Apapun niatannya, yang jelas Bugiakso sudah memberikan apresiasi besar untuk dunia perbloggingan. Nah, tak ada salahnya kan kalau kita membalas apresiasi tersebut. Atau kalaupun niatnya bukan untuk membalas apresiasi, ada hadiah menarik yang bisa dijadikan sebagai niatan. Saya kira Netbook, HP 3G, dan kamera digital adalah hadiah yang lumayan menarik. Plus, Anda bisa memberi sumbang ide untuk Kang Bugi cs. Tentang langkah-langkah inspiratif yang bisa Anda lakukan sebagai anak negeri untuk Indonesia. Eits, jangan tuduh saya sebagai tim iklannya Kang Bugi ya….

By the way, cara yang dilakukan Kang Bugi ini mengingatkan saya pada fase kampanye Obama dulu. Pertanyaannya adalah mampukah tim kreatif Bugiakso menyamakan jejak dengan tim kreatif Obama? Kita lihat saja ke depan, ide kreatif apalagi yang bisa disuguhkan pada kita.

Berbincang tentang Kang Bugi dan capres lain, saya jadi teringat pada Mbakyu Dian Sastro. Beberapa tahun yang lalu saya menerima hadiah sebuah buku antologi puisi berjudul “Dian Sastro fo President”. Buku itu saya terima dari teman seperjuangan yang kebetulan salah satu puisinya nangkring di chart ke-entah di buku tersebut. Pihak penerbit memberinya dua buku sebagai imbalan. Dan saya ketiban hadiah itu karena saya dinobatkannya sebagai teman paling cerewet dan paling bawel se-Indonesia raya.

Tidak ada puisi tentang Dian Sastro di buku tersebut. Yang jelas terasa adalah nuansa kental kegerahan atas apa yang terjadi di republik ini dan dunia secara umum. Kegerahan yang bermuara pada harapan untuk munculnya kehidupan yang lebih ramah.

Mungkin muncul pertanyaan di benak Anda, kenapa Dian Sastro dijadikan sebagai icon perlawanan? Saya juga tidak tahu pasti. Tapi menurut saya Mbakyu saya yang cantek luar biasa itu memang pantas dijadikan sebagai icon. Kepiawaiannya bermain lakon tak perlu diragukan lagi. Dia berhasil mengharmonisasikan seluruh potensi dirinya menjadi sajian indah dan bernyawa. Melihat Dian bermain film tak hanya melihat seorang Dian Sastro yang menjadi sosok lain karena menghafal teks cerita dan gerak tubuh. Kecerdasan, kecantikan, dan seluruh potensi manusia yang lain lebur di sana.

Dan ternyata bukan hanya saya yang mengakui potensi Mbakyu Dian. Lenovo, pemimpin global dalam pasar PC (personal computer) juga mengakui kapasitasnya. Mbakyu Dian dipilih sebagai pembawa obor dari Indonesia untuk berpartipasi dalam Beijing 2008 Olympic Torch Relay. Mbakyu Dian dipilih karena kemampuannya sebagai seorang duta, membawa kebudayaan dan film Indonesia ke Asia Pasific sekaligus meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akan kreatifitas dan kesenian Indonesia. Dia dikategorikan sebagai Imaginative dari kriteria New Thinker Lenovo.

Anda dan saya mungkin mempunyai persepsi yang berbeda. Tapi itu tidak menyurutkan niat saya untuk menawarkan kepada Anda, bagaimana kalau Mbakyu Dian kita calonkan sebagai capres. Saya lihat Mbakyu Dian bisa merangkul semua fihak. Plus, dia punya bekal imaginative yang akan sangat membantu Indonesia keluar dari krisis. Masalah pengalaman dan kemampuan, pinter-pinter tim kreatifnya lah untuk merancang ca-kabinet yang bisa menutupi kekurangan dan mempertajam kelebihan beliau.

Bagaimana? Apakah Anda setuju? Kalau Anda tetap tidak setuju mungkin saya akan menawarkan ke teman saya saja. Beliau sedang menggagas kemunculan Republik Kreatif. Dan sekarang sedang menyusun calon kabinetnya. Tapi saya belum melihat siapa calon presiden dan calon wapresnya. Kalaupun capresnya sudah ada, paling tidak saya bisa mencalonkan Mbakyu Dian sebagai cawapresnya. Seperti Mcain-Sarah Palin tho? Lha saya mau mencalonkan Mbakyu Dian sebagai menteri yang membidangi per-film-an sudah ada nama Kangmas Hanung Bramantyo. Untuk yang ini saya harap Anda sependapat dengan saya. Bagaimana?

* gambar diambil dari sini.

26 comments:

  1. For President untuk negara kita? No comment. Tapi untuk Negara BBM, cocok kali ya?
    Tapi terlepas dari artikel ini, kualitas Dian Satro sebagai seorang artis saya acungi jempol.

    ReplyDelete
  2. wow... bisa jadi benar, mbak lintang. kalau saja benr dian sastra jadi capres, pasti angka golputnya dijamin akan jauh berkurang, hehehe ... minimal pemilih lelaki pasti akan menyontrengnya, hiks.

    ReplyDelete
  3. Setuju banget! Kalau dia pidato, pasti dijamin kita betah menunggunya!!!

    ReplyDelete
  4. bnar kta pak sawali, plng tdak angka golput brkurang... hehehehe...
    ttpi ttap kta hrus mlhat dr brbgai prspektif untk mnntukan apkah sseorang lyak djdikan cpres atw tdak..

    ReplyDelete
  5. to Kang Sumartono
    kenapa no comment Mas? he.....

    to Pak Sawali
    eh, bukan hanya yang laki-laki lho Pak. ada barisan drupadi di belakangnya. he....

    ReplyDelete
  6. to Mas Joe
    kalau 3 jam masih betah Mas....???? terima ksih sudah berkunjung

    to Mas Ardy
    hehe.. saya kira ini lebih efektif daripada mengeluarkan fatwa. terima kasih untuk kunjungannya...

    ReplyDelete
  7. mau doooooongngng DICONTRENG....,

    ReplyDelete
  8. to Kang Nawar
    boleh... mari kita perjuangkan..

    ReplyDelete
  9. saya setujunya jeng dian ini jadi ibu negara saja...first lady gitu. saya yang jadi presidennya. mau nyaingi presiden perancis nicholas sarkozy dan carla bruni.

    ReplyDelete
  10. boleeh... boleeh....
    kalau mau ada kunjungan Presiden.. bukan cuma bendera dan umbul umbul yang dikeluarin, tapi juga kertas ama spidol, buat minta tandatangan.... rekor baru tuh buat seorang Presiden di dunia....

    ReplyDelete
  11. to Mas Gerrilyawan
    halah, maunya. tapi sepertinya menarik untuk dicoba. capres alternatif dari blogger belum ada tho. eh, sudah ada Kang Bugi ya. gak pa pa, bersaing sehat. nanti saya bantu bergerilya. hahaha....

    to Madhysta
    yup, kalau Prancis punya ibu negara yang artis, Indonesia boleh dong kepala negaranya artis beneran. toh sebenarnya kita sudah terbiasa hidup diatur oleh artis. jam 6-7 nonton saya di ..tv. jam 7-8 nonton saya di ..tv. jam 8-9 di....

    ReplyDelete
  12. DS mah biasa2 aja tapi kalo JS baru luar biasa hahaha.. menurut saya, film nya DS yg terkenal cuma 1 kok, setelah itu ga ada lagi prestasinya, bahkan di dunia politik sekalipun..

    ReplyDelete
  13. oc...!! Kalo waktu pidato di televisi pasti akan q ikuti ampe habis !!!

    ReplyDelete
  14. to Mas Hengky
    hehe.. yang terkenal AADC ya Mas. kalau menurut saya seeh justru karakter Dian terlihat pasca AADC. cuma karna pilihan film-nya agak berat dari sisi tema, jadinya kurang komersil.

    btw gimana kalau Mas Hengky tak calonkan sebagai tim kreatifnya Mbak Dian. tugasnya membuat Mbak Dian terkenal, apapun caranya. he...

    to Mbah Koeng
    serius...??? kalau saya diminta untuk ngrancang acaranya, saya buat pidatonya max 10 menit. kalau pidatonya kelamaan, bahaya Indonesia. rakyatnya kerjaannya nungguin presidennya pidato..

    ReplyDelete
  15. Hehe.....yo wis. ''HIDUP INI INDAH'', ya kita nikmati saja. Kita main di dunia kita masing-masing tanpa ada pengingkaran nurani. Mbak, terima kasih banget, aku da dikasih mampir di-blog ini.

    ReplyDelete
  16. Salam Kreatif aja deh....!

    ReplyDelete
  17. to cemara angin
    hidup ini memang indah. indah banget. main di dunia masing-masing tanpa pengingkaran nurani? dalem banget. tunggu postingan saya pasca ini. sepertinya cuocok...

    terima kasih juga sudah mampir di sini...

    ReplyDelete
  18. to fadly
    yup, salam kreatif too..

    ReplyDelete
  19. Tak pikir dulu commentku masuk... wah parah neeh koneksi internet. Jadi teringat kenangan masa lalu, waktu masih jalan sama dian sastro neeh...

    Waktu itu kita sering ngedate, nomat, dll. Seru deh pokoknya. Sayang kesibukan kedua belah pihak ngga mentolerir... jadinya jalan sendiri2 deh sekarang.

    Hahaha... (Menghayal + Melamum MODE: ON)

    ReplyDelete
  20. wah... saya sudah mengerutkan kening berlipat-lipat je Mas.... hahaha...

    ReplyDelete
  21. wah klo dian sastro jadi presiden yang jadi suamianya kasian yah... jadi minder.. bukunya ada di pasaran ga mba... atau limited.. kalo boleh di posting dunk puisinya.. dian sastro for president. sptnya bagus.. wiuh... dian sastro gitu loh..
    mba ono ini pengamat yang jeli juga... Mas Bugi juga di bahas.. kalo saya komen tentang mas bugi, buat saya kreatif saja... cuma satu.. sama seperti yang laen.. di bawah bayang2 orang tua. kurang PD keliatannya. Coba mba bahas juga masalah tokoh dibalik bayang2 ortu... pasti keren deh. mba Ona gitu loh.. trims ya sudah mampir...

    ReplyDelete
  22. DS for president, hem....? Kayaknya belum sekarang ya. Biar pun didukung oleh tim kreatif paling wahid di negeri ini. Masalahnya presiden yang dibutuhkan sekarang bukan cuma yang pinter, cerdas, ngganteng atau cuantik, tapi juga yang punya nyali tinggi dan agak bertangan besi.

    ReplyDelete
  23. Dian Sastro for President ?.
    Ya boleh-boleh aja, tapi jangan dikira jadi presiden itu sederhana. Umpama kalau bisa tampil bicara memukau di depan umum, apa lalu bisa jadi presiden. Kalau presiden direktur PT Anu... ya.

    ReplyDelete
  24. to Mas Boy
    wah, saya nggak tau masih diterbitkan nggak ya bukunya. lha wong dah bertahun-tahun yang lalu. menuliskan di sini. bujibune...theol nanti tanganku Mas. lah, puisine banyak banget je...

    bout Mas Bugi, yup saya sepakat. beliau harus berjuang untuk menampilkan citranya sendiri. dan waktulah yang bisa menjawabnya. ya toh...

    ReplyDelete
  25. to Mas Widjaksana
    bertangan besi? kakinya besi juga nggak. nanti sekali diinjak mati dong Mas. ih, serem ah...

    to Mas Togarsilaban
    justru karena jadi presiden itu nggak sederhana, makanya dibuat ribet dan ribut sekalian. kalau DS jadi presiden, dijamin ribet dan ribut deh. paling tidak mereka yang katanya pinter akan ribut cari formula menyelamatkan negeri ini dari keribetan dan keributan. ya nggak seeh...

    ReplyDelete
  26. lihat dulu kualitas seseorang mas, jangan mentang2 artis

    ReplyDelete