Friday, January 23, 2009

Wanita-wanita Perkasa : Simbok Ponijah dalam “Ketika Mas Brigadir Apris Pergi”


Simbok Ponijah. Sosoknya tinggi besar untuk ukuran wanita pada umumnya dengan suara yang “kung”. Ramah, suka menolong, dan enteng saja ketika memberikan sesuatu ke orang lain. Di desaku, Beliau dikenal sebagai pembuat tempe benguk yang maknyuss rasanya. Anda tahu tempe benguk kan? Kalau tidak tahu sekali-kali mainlah ke Jogja. Dan nikmatilah rasa sensasional dari makanan tradisional ini.

Selain sebagai pembuat tempe benguk, beliau juga dikenal sebagai ahli menanak nasi dalam jumlah besar. Keahlian beliau inilah yang sering menyelamatkan orang-orang yang sedang punya gawe. Siapapun mungkin bisa menanak nasi. Tapi, menanak nasi untuk ratusan orang bahkan ribuan? Nanti dulu, yang jelas perlu keahlian khusus.

Ada satu lagi yang nampak jelas dari beliau. Beliau dikenal sebagai wanita yang tangguh. Beliau membesarkan 8 orang anaknya sendirian. Anda tahu, ke-8 anaknya itu laki-laki. Yup, tak satupun terselip wanita di sana. Suaminya sudah meninggal ketika anak-anaknya belum beranjak dewasa. Dan berdasarkan keahlian beliau tadi plus menggarap sawah tinggalan suaminya, beliau membesarkan anak-anaknya.

Tak ada keluh, tak ada kesah yang terucap dari beliau. Beliau mendidik anak-anak dengan keras. Beliau menjelma seumpama Pandu Dewanata sekaligus Kunthi. Rumah dijadikan kawah candradimuka bagi anak-anaknya. Dan terbukti, menjelmalah Pandawa Delapan, bukan hanya Pandawa Lima.

Perjuangan beliau tidak sia-sia. Lima dari delapan anaknya berhasil masuk ke jajaran TNI/Polri. Salah satunya adalah Brigadir Apris SW, anak paling penurut dari sekian anak beliau (ini cerita yang beliau tuturkan sendiri). Sedang tiga anak beliau yang lain bekerja di sector swasta.

Brigadir Apris SW almarhum, ada banyak memori terekam di benak Simbok bersamanya. Kepergiannya yang begitu tiba-tiba dan tak disangka-sangka membuat Simbok dan seluruh keluarga shock. Meski akhirnya merelakan, tetap saja tak mampu mengingkari bahwa ada rasa berat menelisik di hati. Dua luka tembak di dada yang menghantarnya pergi menyisakan gamang di hati.

Ratusan pelayat yang memberikan penghormatan terakhir menjadi saksi hancurnya seorang ibu ditinggal anaknya. Tapi di malam tahlil kedua, mereka juga menjadi saksi betapa tangguhnya Simbok. Beliau menjelma Srikandi dalam perang Bharatayuda. Aba-aba khas beliau sudah memenuhi ruangan ketika persiapan tak kunjung usai padahal warga sudah berdatangan. Senyum pun mengembang pasti dari bibir beliau.

“Tiga hari sebelum meninggal, Apris terlihat putih dan wangi. Kami sampai heran, kok tiba-tiba dia bisa putih seperti itu,” cerita Simbok terbata-bata. Aku memang baru bisa datang malam ini. Diare hebat selama tiga hari ternyata cukup mampu memaksaku untuk berdiam di kos.

“Sampai hari ini, dua hari setelah dia meninggal, kamarnya masih wangi. Mbakmu saja sampai tidak berani masuk ke kamarnya untuk mengambil baju. Semoga ini pertanda dia diterima yo Nduk.” Aku hanya menganggukkan kepala sambil menggenggam tangan Simbok erat. Mbakku adalah kakak ipar Mas Apris.

“Dia itu mau pulang Jum’atan. Memang sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu kalau Jum’atan pasti di rumah. Kecuali kalau sedang tugas jauh. Waktu jam meninggalnya, Simbok seperti melihat Apris berkelebat masuk rumah. Simbok tidak menyangka kalau itu terakhir kalinya Simbok melihat dia.”

“Kemarin sebelum berangkat dia sempat menitipkan Faisal ke Yani. Faisal memang dekat dengan kakak iparnya itu. Tapi ketika itu kami menganggapnya biasa saja.”

Warga terus berdatangan memenuhi aula dan halaman rumah Simbok. Terlihat beberapa polisi di sudut halaman. Beberapa wartawan mondar-mandir mengabadikan momen ini. Dan Simbok, dengan senyum teduhnya terus menyapa tamu yang berdatangan.

Simbok, wanita tangguh ini benar-benar luar biasa. Faisal, putra almarhum, terlihat menggelendot manja pada simbahnya. Faisal memang dekat dengan Simbok. Mungkin karena Faisal juga yang menyebabkan Simbok segera bangkit. Jalan Faisal ke depan masih panjang. Dan Simbok, tentu saja akan menjadi garda depan untuk membukakan jalan bagi Faisal.

Add
* Teriring doa untuk Mas Apris. Semoga Allah menerima semua amal Mas Apris. Saya percaya, Allah telah menentukan yang terbaik bagi kita semua.
* gambar diambil dari sini

Selengkapnya...

Wednesday, January 14, 2009

Dua Sopir, Dua Gaya Menyetir

Senja Jogja, Pukul 17.30.
Bus Kopata no 10x. “Depan kiri Pak”, seorang ibu muda memberi aba-aba pada sopir bus. “Ya Bu, kaki kiri dulu Bu”, Pak Sopir membalas dengan sopan.

“Ndung, ada yang mau turun. Kamu turun dulu. Lihat dari belakang ada motor nggak. Jangan lupa ingatkan ibunya kaki kiri dulu yang turun”. Pak Saridi, sang sopir bus, berteriak mengingatkan Gandung, kernetnya. “Nggih, Pak”, Gandung balas teriak. Aku yang duduk di samping Pak Sopir tersenyum melihat adegan ini. Perhatian sekali Bapak ini. Tak banyak kutemukan sopir bus seperti ini.

Sepertinya Pak Sopir sadar kalau kuperhatikan. “Kernet baru Mba. Jadi saya harus ngajari dulu. Keselamatan penumpang jadi taruhannya”, Pak Sopir menjelaskan tanpa kuminta. “Lho, kernet yang lama kemana Pak”, tanyaku kemudian. “Saya pecat Mbak. Dia sering sembarangan saja menurunkan penumpang. Kasus terakhir, dia menaikkan tarif tanpa sepersetujuan saya. Alasannya tak ada uang kembalian. Saya tidak mau mengambil resiko Mbak. Daripada saya tidak tenang, mending saya ngajari orang baru”, Pak Sopir menjelaskan panjang lebar. Saya tersenyum simpul.

Bus kembali melaju tenang. Elegan sekali cara menyetir Pak Saridi. Saya serasa naik taksi raksasa. Perbincangan terus berlanjut ke banyak hal yang lain. Lebih banyak tentang anak sulung beliau yang beranjak remaja. Ada binar bahagia ketika beliau menceritakan anak-anaknya. Perbincangan sering terputus, karena Pak Saridi harus mengingatkan Mas Gandung banyak hal.

Ketika tiba waktu turun, Mas Gandung sempat berbisik. “Mbak, nilai saya banyak merahnya ya”. Saya tersenyum mendengar gurauannya. “Terus belajar Mas. Njenengan beruntung dapat orang seperti Bapak”, balas saya. “Sip Mbak. Jangan lupa kaki kiri dulu”, Mas Gandung menirukan gaya Pak Saridi. “Sesuai perintah”, saya membalas dengan gaya hormat Jepang. Mas Gandung tertawa renyah. Sempat kulihat Pak Saridi melambaikan tangan.

Bus kembali melaju, meninggalkanku yang tersenyum sendirian. “Ada apa Mbak, kok tersenyum sendiri”, Pak Panji tukang becak menegurku. “Oh, itu Pak. Kernetnya lucu. Monggo Pak”, pamitku sebelum Pak Panji mengajakku berbincang. Beliau susah dipotong kalau sudah cerita. Saya sudah punya janji sama guling untuk segera memeluknya… :)


Jogja pagi hari, pukul 07.45.

Bus Kopata no 3x. “Pak, kiri Pak. Eh, kiri, kiri….”, gadis berbaju putih memberi aba-aba pada kernet. “Kok nggak sekalian tadi to Mbak pas macet. Setelah lampu merah saja sekalian”, sopir bus menggerutu. Gadis berbaju putih itu terlihat kesal. Ya memang cukup jauh dia harus berjalan.

“Suruh cepat Nang. Kejar setoran nih”, teriak sopir bus itu pada kernetnya. “Mbak, cepat-cepat. Lelet banget”, sang kernet setengah mendorong tubuh gadis berbaju putih. Hampir saja gadis itu terjatuh. Saya dan tiga penumpang tersisa mengelus dada. Tiba-tiba saya merindukan sosok Pak Saridi, sopir bus kopata no 10x. Andai semua sopir bus kopata seperti beliau........

Add.
* Semua nama disamarkan demi kebaikan bersama…
* Untuk sopir kantorku, gaya menyetir seperti apakah yang akan ditawarkan untuk 2009? Apapun pilihan gayanya, mematuhi rambu-rambu lalu lintas adalah pilihan yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Bukan begitu…(jangan jawab bukan ya… :)).
*gambar diambil dari sini.
Selengkapnya...

Sunday, January 11, 2009

Saya Sedang Bahagia




Apa yang Anda rasakan ketika Anda mendapat hadiah. Apalagi jika itu adalah hadiah special dan
diberikan khusus untuk
Anda. Plus hadiah itu diberikan pada saat Anda membutuhkannya. Bahagia, jelaslah. Serasa dunia menjadi milik kita seorang. Itulah yang saya rasakan tadi malam. Hmmm, sampai bingung mendeskripsikan rasanya.

Singkatnya seperti ini. Beberapa waktu terakhir, mood saya berubah-ubah dalam kurun waktu cepat. Sampai salah satu teman protes. Aura saya berubah-ubah terus katanya. Pagi berwarna coklat, siang tiba-tiba berubah menjadi perak sampai sore, malamnya bisa kembali lagi ke warna coklat.

Saya tidak faham apa maksudnya kata-kata teman saya tadi. Yang jelas, itu semua saya sadari dan memang ada penyebabnya. Ada masalah yang cukup menguras energi. Sudah dapat trik untuk mengatasi sebenarnya. Tapi karena akar masalahnya belum terselesaikan, jadinya seperti itu. Mirip kondisi langit akhir-akhir ini. Pagi sampai siang cerah, tiba-tiba datang mendung menggelayut. Terkadang hujan datang menyertai, terkadang hanya gerimis menyapa. Tapi bisa juga mendung tiba-tiba menghilang, menampilkan wajah manis langit dalam balutan biru teduhnya.

Nah, tadi malam terasa betul dampaknya. Saya seperti mentok, nggak tahu harus berbuat apa. Sudah bisa ditebak, saya jadi cengeng (kalau ini asli cengeng, bukan gembeng.. J). Saya jadi rindu pelangi. Tapi mana mungkin dia hadir. Dari kemarin langit cerah. Dari pada bengong nggak karuan di kamar, saya memilih mengambil pakaian kotor walau jam telah menunjuk pada angka 22.30. Mencuci sepertinya akan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Siapa tahu datang keajaiban. Para kurcaci dari negeri dongeng datang misalnya, menemani dengan tingkah lucu mereka.

Begitu keluar kamar, saya disambut pemandangan luar biasa di langit. Langit cerah, tersapu awan sedikit saja, berhias bulan dan bintang. Yang paling menakjubkan adalah, ada lingkaran warna-warni mengelilingi sang rembulan. Mungkin pelangi mendengar pinta saya. Walau tak mungkin hadir dalam bentuk aslinya, dia menampakkan diri dalam rupa senada.

Yang membuat saya heran adalah biasanya peristiwa seperti ini hanya sebentar saja bisa saya nikmati. Tapi ini menyalahi kebiasaan. Dia bertahan lama dalam bentuk lingkaran besar. Setelah itu memang memudar dan berganti lingkaran kecil warna-warni mengelilingi sang rembulan. Tapi yang lebih menakjubkan adalah lingkaran yang terbentuk bukan hanya satu lapis warna-warni. Lapis yang terbentuk mirip sekali dengan lapis pelangi. Wow, how great.

Kondisi ini bertahan sampai saya selesai mencuci. Meskipun sesekali memudar, tapi setelah itu dia terlihat berusaha kembali ke bentuk terindahnya. Hmm, saya sampai berkesimpulan kalau dia sengaja hadir menemani saya mencuci malam ini. Karena setelah selesai mencuci, awan berarak tiba-tiba hadir dan langsung menutup wajah langit. Begitu cepat perubahannya. Dan saya-pun mengucapkan terima kasih sebelum menutup kamar dan tidur dengan bersunggingkan senyuman. Terima kasih Allah untuk hadiah indahnya.

Nah, berhubung saya sedang bahagia, saya ingin menularkan kebahagiaan saya pada yang lain. Bukan dengan cara yang sama. Saya nggak punya kemampuan untuk itu. Saya berbagi hadiah yang lain saja. Beberapa waktu lalu saya mendapat hadiah dari Mas Arief Maulana, Mbak Linggawati dan Mas Aruta. Hadiah dari merekalah yang akan saya bagi-bagi. Hadiahnya berupa award. Sementara ini saya ingin berbagi pada 10 blogger dulu. Mereka yang ketiban sampur (layak mendapat award) adalah :

1. Mas Guru Yainal, orang pertama yang menyadarkan saya keajaiban dunia maya

2. Pak Guru Joko, orang yang berhasil memaksa saya mengambil pilihan untuk bertindak.

3. Mas Guru Arief Maulana, orang yang setia menemani, menyemangati dan menunjukkan how to-nya.

4. Pak Guru Sawali, tempat berguru ilmu kasusastran.

5. Mas Guru GerRilyawan, tempat bergerilya kala resah melanda ( halah...). blog gaya nyentriknya bikin mumet ilang.

6. Mbak Guru Icha, sementara ini menjadi blogger wanita terbaik versi saya. blognya dinominasikan sebagai salah satu BLOG PENDATANG BARU TERBAIK versi PESTA BLOGGER 2007

7. Mas Guru Isnaini 'n the geng, tempat berguru all about blogging.

8. Pak Guru Rohman, tempat berguru otak-atik tampilan blog.

9. Mas Guru Hengky, dunia nggak cerah tanpanya.

10. Mas Guru Agung Jatnika, tempat diam-diam mencuri ilmu. diikhlaskan ilmunya ya bos..

Saya ketika mendapat award dibekali pe-er. Nah, khusus mereka saya tidak akan memberi pe-er apapun. Saya hanya ingin memberikan saja. Karena mereka memang layak mendapatkannya. Mereka adalah guru-guru saya di dunia online. Dengan keilmuan dan keunikan masing-masing, mereka menjadi top teacher saya. Masih ada beberapa nama yang menjadi tempat saya berguru. Tapi karena jatah hadiahnya terbatas, lain kali mungkin bisa diberikan lagi… J.

Selamat untuk para penerima award. Sebelum berpisah, saya ingin mengerjakan pe-er yang diberikan oleh Mas Arief dan Mbak Lingga.


1. Dari mana blog kalian berasal

Dari blogger, pengembangan dari blog wp gratisan yang kena suspend sesaat setelah lahir… J

2. kapan dilahirkannya

Dilahirkan di 6 desember 2008, diiringi rintik hujan yang perlahan menetes di bumi Jogja. Plus sedekah air mata untuk seorang wanita yang sedang terluka hatinya. Makanya postingan pertamanya adalah "Menjadilah Wanita"

3. Kesulitan apa saja saat membuat blog ini

Kesulitannya banyak karena saya belum pernah buat blog sendiri. Tapi meyenangkan kok. asli..... mengikuti proses belajar yang setengah dipaksa. haha.. dan rasanya exciting banget ketika berhasil lahir blognya. Semakin asyik ketika terpaksa belajar ke sana kemari untuk maintenance blog. Saat paling mendebarkan, saat berhasil membuat fasilitas read more. Itu fasilitas tambahan pertama yang berhasil saya pasang. Rasanya pengen teriak, tapi takut digebukin orang banyak. He, waktu itu bikinnya di area hotspot satu bisnis centre di Jogja… J

4. Mengapa membahas topik yang kalian bahas sekarang

Karena dari dulu soulnya di situ. plus memenuhi kewajiban untuk menyebarkan ilmu yang didapatkan....

5. Kenapa tampilan blog menggunakan template ini

Feel-nya dapet. Saya suka hal-hal yang berbau klasik. Dan kebetulan bersama beberapa teman sedang dalam gerakan memamerkan batik dan lurik. so....

6. Apa yang pertama kalian lakukan saat blog ini baru jadi

Menyiapkan 8 artikel awal untuk launching, promosi plus belajar ke sana kemari untuk memperbaiki tampilan dan menambah fasilitas. seru deh.....

Nah, karena pe-er sudah selesai, saya pun pamit undur. Sampai jumpa di postingan selanjutnya………….

Add :

*To Mas Arief, Mbak Lingga dan Mas Aruta : Mas, Mbak, akhirnya pe-ernya tergarap. Walau semaunya sendiri nggarapnya.….. :)

*gambar halo diambil dari sini




Selengkapnya...

Friday, January 2, 2009

Menyetiai mimpi 2: Kreatif meski Kondisi Sulit

Pagi ini sebuah sms masuk ke hp saya. “Mbak, tolong carikan kerjaan untuk saya ya. Saya baru saja di-PHK. Mbak tahu kan kondisi keluarga saya. Tolong ya. Matur nuwun…”. Beberapa saat saya hanya mampu termangu. Sejurus kemudian otak saya pun berputar. Jawaban apa yang mesti saya sampaikan. Akhirnya kalimat sakti-lah yang tertulis di layar hp, “saya usahakan semampu saya nggih……..”.

Cukup lama waktu yang saya butuhkan untuk mengambil keputusan mengirim pesan tersebut. Konsekuensinya panjang saudara-saudara. Saya tahu persis kapasitas, sifat dan sikap yang bersangkutan. Perlu waktu yang tidak sebentar untuk menjadikannya sosok yang cukup kompetitif-menurut saya. Apalagi dengan banyaknya kasus PHK akhir-akhir ini. Persaingan menjadi semakin ketat. Jika tak ada skill yang bisa ditawarkan, jangan harap.

Bicara tentang skill, saya teringat perbincangan dengan satu teman. Saya cukup tertarik dengan cara beliau “mendidik” anak buahnya untuk memenuhi tuntutan skill yang harus dikuasai. Tidak secara langsung, tapi beliau memilih untuk memberi pancingan-pancingan yang “memaksa” anak buahnya untuk belajar. Terbukti, cara beliau cukup efektif untuk mengubah “aura” dan pola kerja mereka. “Perlu waktu lama memang untuk mengenali karakter masing-masing, sehingga tahu sentuhan seperti apa yang paling tepat. Plus jeli memilih waktu yang tepat untuk menyentuh”, tutur beliau.

Yang paling menarik dari cara beliau adalah, beliau mendidik anak buahnya untuk tidak terjebak dengan keterbatasan. Kreatif walau dalam kondisi yang sulit sekalipun. Walau dengan fasilitas yang minim sekalipun. Justru kesulitan dijadikan pemacu dan pemicu untuk kreatif. Jeli memanfaatkan apa yang ada untuk “dikreatifi”.

Saya jadi ingat satu teman saya yang lain. Dulu kami tergabung dalam satu “geng” yang beranggotakan 5 orang. Kami punya impian yang sama. Pergi ke Jepang. Dan kami punya kesulitan yang sama. Tak ada biaya, tak bisa bahasa Jepang, tak punya akses ke Jepang.

Dari anggota geng yang lain, dia memang yang paling serius. Dia mati-matian belajar bahasa Jepang, mempelajari budaya Jepang dan rajin nyambangin turis Jepang ketika yang lain berkeyakinan tak perlu bisa bahasa Jepang untuk sampai ke Jepang. Sampai-sampai kami merasa begitu dekat dengan Jepang kalau ada di dekatnya. Lha hampir semua atribut yang dia pakai berbau Jepang. Bahkan dia menjelma menjadi “pengusaha” pernak-pernik bergaya Jepang (Betul-betul, dari kere-aktif menjadi kreatif. Dan tentu saja anggota geng yang lain yang menjadi sasaran tembak sebagai pembeli pertama).

Tapi, perjuangannya memang tidak sia-sia. Terbukti, dia sudah dua kali ke Jepang. Sedangkan kami masih saja membayangkan apa rasanya duduk beralaskan tebaran bunga sakura. Terakhir, dia menghadiahi saya sebuah sarung hp (yang mirip dengan yang dibuatnya dulu). Tapi kalau yang ini asli dari Jepang.

Hmm, tetap saja yang mau kreatif-lah yang menuai hasil. Kreatif belajar, kreatif melihat peluang, kreatif memanfaatkan peluang, kreatif memperjuangkan peluang menjelma nyata. Saya jadi tergoda untuk memberikan tawaran yang berbeda pada sang pengirim sms. Mumpung teman saya yang lainnya sedang kebingungan mencari orang untuk mengelola usahanya, karna dia harus hijrah ke daerah lain. Saya ingat sang pengirim sms itu punya satu kelebihan yang diakui banyak teman. Dia pandai menjaga relasi. Nah, teman saya yang mau pindah itu membutuhkan orang dengan keahlian seperti itu. Plus sedikit menguasai jahit-menjahit. Bukan untuk dijadikan penjahit, tapi biar mengerti kemauan pelanggan.

Saya kira kalau dia mau belajar, bisalah. Dia dulu kerjanya juga di pabrik konveksi. Walaupun tugasnya hanya membuat lubang kancing. Jadi, bukan dunia yang betul-betul asing kan? Toh, targetnya hanya untuk mempertahankan pelanggan lama. Syukur-syukur kalau bisa mengembangkan. Bagaimana menurut Anda. Ada pandangan lain?


Ada dua tipe orang yang akan gagal :
Orang yang berfikir tapi tidak melakukan sesuatu dan orang yang melakukan sesuatu tapi tidak berfikir ………….(John Charles S)

* gambar ngopy dari seorang teman

Add.
Terima kasih untuk seorang teman. Cerita yang indah…
Hmm, setiap orang memiliki proses belajar yang berbeda-beda. Terima kasih untuk tidak memanjakanku, dan membiarkanku menikmati indahnya terbentur-bentur…
Selengkapnya...