Angkringan Ngisor Ringin di rembang senja. Kang Paidi, juragan angkringan sibuk menyiapkan dagangan. Terlihat tiga orang pembeli dengan setia menunggu Kang Paidi selesai beres-beres. Siapa mereka, tentu saja Gombloh, Joko dan Glundung. Mereka adalah pembeli setia Kang Paidi. Gombloh juru parkir, Joko sang office boy di sebuah perusahaan periklanan, dan Glundung pekerja di pabrik furniture.
“Masih lama, Kang? Aku haus tenan. Dari tadi disuruh Bos kesana kemari,” Glundung melongokkan kepala ke seberang meja. Kang Paidi sedang menjerang air.
“Sebentar Ndung. Ini sudah mendidih kok,” jawab Kang Paidi kalem.
“Yo sabar to Ndung, lha kamu kan datang belakangan tadi. Aku dulu yang dibuatin yo Kang,” Gombloh tidak mau kalah.
“Wis, nggak usah rebutan. Kalian ini seperti partai yang sedang rebutan massa saja. Semuanya ngakunya nomor satu. Nanti kalau ada pembagian kuasa mintanya juga dijatah nomor satu. Giliran disambati rakyatnya larinya juga nomor satu. Uuuh..,” Joko yang sedari tadi diam tiba-tiba bersuara panjang lebar. Glundung dan Gombloh bengong melihat Joko.
“Kamu kenapa Jok, nggak ada angin nggak ada hujan kok marah-marah. Wuih, panas tenan,” Gombloh menempelkan tangannya di dahi Joko.
“Gimana nggak panas, tadi barusan aku ketiban bendera parpol di jalan. Untung nggak jatuh,” sungut Joko.
“Hahaha, kamu ketiban sampur itu namanya. Wis, dimaklumi saja. Mereka itu kan sedang berusaha sebaik mungkin agar dikenal orang. Ngomong-ngomong besok kamu mau milih nggak Jok. Apa mutung karena ketiban bendera parpol,” giliran Glundung yang menggoda Joko.
“Maunya aku nggak usah milih. Bukan karena mutung ketiban bendera tadi, tapi aku sudah bosan dengan janji-janji manis parpol. Tapi MUI katanya sudah memfatwakan haram kalau golput. Lha gimana dong?”
“Iya, kalau golput berarti kamu tidak membantu negeri ini. Kamu kan hidup di Indonesia tho? Kalau bukan kita yang membantu negeri kita sendiri terus siapa?” kata Gombloh sok bijak.
“Weh, kamu bisa bicara seperti itu nyontek darimana Mbloh? Apa di MLM-mu juga diajarin kata-kata seperti itu?” Glundung menggoda Gombloh. Beberapa waktu ini Gombloh memang bergabung dengan sebuah perusahaan MLM. Sejak itu Gombloh mengalami peningkatan dalam berbicara.
“Alah, kamu iri tho. Ngaku aja. Aku gabung di MLM untuk mengubah hidupku. Biar tidak menambah beban pemerintah. Kata up line-ku, jumlah penduduk miskin Indonesia itu banyak sekali. Jutaan. Nah, salah satu cara membantu negeri ini adalah mengurangi jumlah orang miskin yang semestinya menjadi tanggungan pemerintah. Paling tidak kita sendiri jangan sampai menjadi bagian dari mereka. Makanya kita harus berjuang untuk menjadi kaya. Begitu Ndung,” Gombloh menjelaskan berapi-api.
“Iya Mbloh. Kata Mas Bosku juga seperti itu. Makanya sekarang aku sedang belajar sama Mas Bos bagaimana caranya aku bisa pinter dan menghasilkan banyak uang. Aku kemarin diajari nyari duit lewat internet,” Joko juga tidak mau kalah.
“Lha iso po? Pantesan kamu jadi keranjingan ke warnet. Tapi beneran nggak itu. kalau MLM-e Gombloh aku sudah diajak ketemu sama up line-nya. Aku sudah ngerti cara sama itung-itungannya kenapa bisa mendapatkan uang di sana. Tapi aku nggak punya waktu kalau disuruh mengerjakan seperti itu.”
“Halah, kamu itu sok sibuk tenan. Bener kok. Mas Bosku kemarin cerita dia mendapatkan banyak pelanggan itu dari internet. Mas Bos juga cerita kalau teman-temannya banyak yang sukses dan mensukseskan orang lain dari internet juga.”
“Yang paling aku seneng ketika Mas Bos cerita tentang temannya, namanya Mas Agus. Dia mempromosikan pariwisata Jogja lewat internet. Kalau nggak salah nama tokonya di internet itu yogyes.com. Dan ternyata dia sukses. Banyak sekali yang terbantu. Pemerintah, karyawan-karyawannya, keluarganya, pedagang pasar Malioboro, pedagang Alun-alun Utara, tukang-tukang becak, sopir angkutan, sopir taksi, hotel dan seluruh karyawannya, bahkan tukang ngamen dan tukang copet juga. Lha itu mulia banget tho,” Joko semakin bersemangat cerita.
“Lho, kok semua disebut. Ngarang kamu itu,” sanggah Glundung tidak percaya.
“Dibilangin malah ngeyel. Bahkan bosmu itu juga termasuk yang terbantu. Bosnya Gombloh juga. Termasuk Kang Paidi juga. Lha banyak orang setelah melihat yogyes.com trus jadi tertarik. Terus mereka datang berkunjung ke sini. Termasuk bule-bule itu. Lha wong tokonya itu bisa dilihat sampai luar negeri sana,” Joko meneruskan penjelasannya.
“Makanya aku juga mau belajar. Aku kan juga mau menyelamatkan negeriku. Mas bosku sudah janji mau membantuku kok. Nah, Gombloh mau membantu negeri ini lewat MLM-nya. Aku mau meneruskan jejak Mas bosku dan Mas Agus. Lha kalau kamu mau lewat apa Ndung,” Joko balik bertanya yang membuat Glundung tampak bingung.
“Ndung, bosmu kan sedang ndaftar jadi caleg. Berarti nggak ada waktu ngurusi bisnisnya tho. Sudah, kamu embat saja,” ujar Gombloh memanas-manasi Glundung.
“Embat, embat, emangnya tempe gorengnya Kang Paidi po. Yo aku sebenarnya juga sedang belajar sama bosku juga. Bagaimana caranya mencari order, menangani order, sampai mengirim barang ke pemesan. Kalau untuk membuat barangnya aku wis canggih. Lha wong aku wis diangkat jadi supervisor je,” Glundung menyeruput teh panas yang baru saja disodorkan Kang Paidi.
“Sebenarnya aku juga pengen mendirikan usaha sendiri. Tapi aku masih takut. Aku bisa membuat produknya. Aku juga sudah tahu kemana harus mencari bahan bakunya. Bahkan supplier bahan bakunya Bosku sudah bilang kalau aku mau mendirikan sendiri, dia akan membantuku. Tapi aku takut tidak bisa memasarkan.”
Hening sejenak. Gombloh dan Joko bingung harus berkata apa. Tiba-tiba Joko menjentikkan jarinya.
“Ndung, aku ada ide. Bagaimana kalau produkmu diiklankan lewat internet saja. Nanti biar aku yang ngurusin. Aku kan sudah bisa membuat blog. Nanti aku akan minta Mas Bos ngajari bagaimana caranya menampilkan produk-produkmu di blog.”
“O iya, bosku kan juga memasarkan produknya juga lewat internet. Tapi Mbak Fitri yang ngurusin, jadi aku nggak tahu bagaimana caranya. Wah, boleh Jok. Kamu memang best friend tenan,” Glundung bersemangat mendengar tawaran Joko.
“Nah, Gombloh, Joko dan kamu Ndung, semua sudah ketemu bagaimana mau membantu negeri ini. Lha kalau aku terus bagaimana?” Kang Paidi yang sedari tadi diam mendengarkan perbincangan tiga sekawan itu angkat suara. Tiga sekawan saling pandang satu dengan yang lain. Gombloh-lah yang kemudian angkat bicara dengan gayanya yang sok bijak.
“Kang, dengan tetap berjualan di sini berarti Njenengan sudah membantu menyelamatkan negeri ini. Kang Paidi kan menyelamatkan orang-orang kelaparan seperti kami. lha kalau kami kenyang kan kami bisa bekerja. Berjuang menyelamatkan negeri ini. Apalagi kalau Kang Paidi tidak ikut-ikutan menaikkan harga. Wah, benar-benar menyelamatkan kami itu. Begitu tho kawan-kawan?”
“Uh, dasar. Bilang saja kalau nggak mau kunaikkan harganya. Pake bawa-bawa menyelamatkan negeri segala. Tapi tak pikir-pikir benar juga kalian. Daripada pusing memikirkan bagaimana caranya menyelamatkan negeri ini, mending kita bekerja sebaik-baiknya. Lha aku bisanya ngangkring ya ngangkring tho,” Kang Paidi menyerah tapi tak kalah.
“Betul Kang, tapi kita perlu kreatif biar ada peningkatan hidup. Kemarin di internet aku sempat melihat ada angkringan yang dilengkapi dengan fasilitas internet gratis. Bahkan mereka juga punya blog untuk menjaga hubungan dengan konsumen lama dan menjaring konsumen baru. Kalau nggak salah namanya wetiga.com. Nah, Kang Paidi bisa melakukan hal yang sama atau bahkan lebih,” Joko membuat Kang Paidi terbakar.
“Weh, iya tho Jok. Lha mbok kamu membantuku. Biar bisa seperti mereka. Nanti setiap kamu ke sini minumnya tak gratisin wis. Lha aku kan ndak ada duit untuk mbayar kamu,” Kang Paidi mencoba merayu Joko. Yang dirayu senyum-senyum nggak jelas. Karena semakin nggak jelas, Gombloh dan Glundung pun bersepakat menjewer kuping Joko. Gombloh kuping kiri, Glundung kuping kanan. Alhasil Joko mengganti senyumnya dengan jeritan panjang. Dan tawapun meledak dari Angkringan Ngisor Ringin.
Senja makin merah. Perlahan namun pasti mentari menyusup ke dekap malam. Namun dia telah menjadi saksi atas mimpi-mimpi indah empat orang di angkringan ngisor ringin, pojok alun-alun utara. Dia berjanji esok hari akan membangunkan mereka dengan sinar paling lembut. Mengiringi langkah-langkah mereka untuk mewujudkan mimpi mulia. Mengubah cerita kehidupan mereka. Mengubah cerita tentang Indonesia.
* Selarik rindu untuk Kang Paidi. Asli, kurindukan sensasi kemepyar teh jahenya. Pindah kemanakah Njenengan?
* Gambar diambil dari sini
Saturday, February 7, 2009
Mengubah Indonesia dari Pojok Angkringan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pertamax... kapan ya turun harganya, hahaha...
ReplyDeletehahahaha... perbincangan rakyat kecil emang menarik untuk disimak. Daripada hanya sekedar kata2 para caleg...
Bener tuh kang Paidi mending berbuat yang terbaik untuk negeri ini dengan bekerja secara profesional...
Salam Sukses,
ARIEF MAULANA.com - Support Your Success for a Better Life
bukan hanya Kang Paidi lah Mas. kita juga kan...
ReplyDeleteCoba para petinggi negeri ini dan kita semua seperti Kang Paidi semua saya jamin negeri ini dah berubah "gemah ripah lohjinawi, tata tentrem, kerta raharja" (terjemahkan sampeyan aja ya..he...3x). Makasih banget, salam kenal and sukses selalu. SUGIANA (Insprasi dan Peluang Bisnis, http://info-peluang-bisnis-internet.blogspot.com)
ReplyDeleteobrolan model warkopatau angkringan itu emang murni polosnya pemikiran orang kecil ya...ya kita-kita ini. penggede-penggede itu harusnya ndengerin obrolan-obrolan kaya gini...jadi harus sering nongkrong di warkop atau angkringan gini...
ReplyDeletegini ini contoh rakyat yang mau maju....
to Mas Sugiana
ReplyDeletewaduh, saya ndak ada kamus basa jawa je. nanti saya tanyakan Kang Gombloh ja kalau ketemu. dia pinter kok kalau disuruh nerjemahin yang seperti ini...
terima kasih juga untuk kunjungannya. senang berkenalan dengan njenengan....
to Mase Gerrilyawan
yup, sepakat 200%. mestinya mereka cari datanya di angkringan, bukan dari hotel ke hotel.. saya jadi kepikiran, apa kita dirikan ja angkringan di depan istana negara ya. digusur satpol pp nggak ya..
Angkringan bisa menjadi faktor perubahan negeri, tapi yang jelas interaksi positif antar individu yang lebih berperan disini. Sekedar urun rembug mba....
ReplyDeletedi kampungku juga sudah bertabur angkringan menghiasi malam.... saya suka mampir njahe-susu plus sate usus....; luar biasa Indonesia kita
ReplyDeletetulisannya menarik, mbak onobunga. kocak namun sarat pesan.
ReplyDeleteindonesia banget, mulai dari setting yang melibatkan angkringan, tokoh, hingga bahasa yang digunakan.
senang membacanya.
senang juga menuliskannya, kan?
Sungguh puitis, dari SD saya sudah suka baca cerpen dan novel. Ini yang saya paling suka "Senja makin merah. Perlahan namun pasti mentari menyusup ke dekap malam. Namun dia telah menjadi saksi atas mimpi-mimpi indah empat orang di angkringan ngisor ringin, pojok alun-alun utara. Dia berjanji esok hari akan membangunkan mereka dengan sinar paling lembut. Mengiringi langkah-langkah mereka untuk mewujudkan mimpi mulia. Mengubah cerita kehidupan mereka. Mengubah cerita tentang Indonesia."
ReplyDeleteJadi ingat novel kegemaran kakak perempuan saya.
Kang Paidi, Gombloh, Joko dan Glundung, aha, nama2 yang khas dan akrab dg saya, mbak lintang, hehehe ... ternyata banyak persoalan yang mereka perbincangkan, mula soal golput hingga MLM. postingan yang lengkap. secara tdak langsung, dg mengangkat nama2 khas desa seperti itu, ,nilai2 kearifan lokal bisa terangkat juga. salut dg postingan2nya, mbak lintang.
ReplyDeletewadew...keren nih artikelnya sentil sana sini lewat obrolan rakyat kecil...plus MLM juga...hehehhee...
ReplyDeletebtw, kalo saya tetap golput aja deh selama system masih seperti ini...karena saya punya alasan sendiri...hehehhe
Gaya berceloteh wong cilik yang akrab banget di telinga.
ReplyDeleteMeskipun wong cilik tetep saja punya hak tho untuk angkat bicara dan sentil sana sentil sini. Yang kesentil dan sadar alhamdulillah. Lha sing malah ndableg ya...mboh wes! na'udzubillah saja. paling nunggu ditendang sekalian.
Kira-kira Mbak Onabunga mau nendang yang masih ndableg itu? hehehe...
Btw, ceritanya bagus banget Mabak dan sarat makna di dalamnya. Ditunggu kisah yang lainnya.
Salam Istimewa!
mbak, saya mau mampir jogja lagi neh.. ketemuan ya.. minggu depan
ReplyDeleteSalam kenal mba :-). Obrolan sederhana kualitas membahana hehe...jadi keinget buku " Markesot Bertutur " buah karya Emha Ainun
ReplyDeleteDear Mba Ona,
ReplyDeleteTerimakasih mba Ona telah berkunjung juga atas komentnya, benar sih mba biar sempurna gelasnya keren, kopinya kental, manis, panas, dan musiknya mantap he...he...salam manis dan hangat, jahenya bikin mata jadi melek perut anget mmmm semoga sukses untuk anda
Mba Ona
ReplyDeletetertarik dengan pendapatan dollar ga, coba deh mba kunjungi http://duitdollar.hpage.com kali aja mba ona minat, karena lumayan mba hasilnya, maaf ya bukan maksud hati menyinggung karena ada info saya mau berbagi aja , terimakasih atas waktunya juga jahe hangatnya
to Madhysta
ReplyDeletenggak jamin positif 100% Mas. kadang Gombloh dan Glundung berantem juga di angkringan karna rebutan tempe goreng... :)
to Kang Nawar
suka njahe susu to Kang. gara-gara Kang Paidi pindah, sekarang saya juga pindah ke Jahe Susu. nglurug ke depan pasar klithikan. jahe susunya jos gandos. tapi tetap untuk teh jahe, nggak ada yang ngalahin kemepyarnya teh jahe Kang Paidi...
@ Marshmallow
ReplyDeletebanget Mba.. menuliskan kisah mereka seperti menghimpun mutiara berserak. terima kasih untuk kunjungannya...
@ Sumartono
apa judul novelnya Mas? siapa tau bisa untuk referensi belajar..
to Pak Sawali
ReplyDeletesemoga ya Pak... terkadang gempita kota membuat kita lupa bahkan sengaja melupakan kearifan lokal yang dulu membentuk kita.
to Mas Agung
Matur sembah nuwun Mas.. sengaja menyentil biar saya nggak kebablasen centil. lho.. apa hubungannya. he....
apapun pilihannya, minumnya teh jahenya Kang Paidi lah...
to Mas Umar
ReplyDeletenendang....???? saya belum belajar taichi....
matur tengkyu, salam istimewa rasa jeruk untuk njenengan...
to Mas Hengky
minggu depan...? oche... kutunggu dikau di jantung kotaku...
to Mas Rully
ReplyDeleteaduh, ku tersandung...
hmm, njenengan meninggalkan pe-er padaku. aku kan belum membaca buku itu...
to Mas Muklis
he...kopi jahe sepertinya kombinasi yang yahud. apalagi kalau pake cangkir terbaik koleksi nenek. ayuh dicoba...
btw terima kasih untuk tawaran mantapnya.. sukses juga untuk njenengan.......
Mbak,salam kenal dari blooger bali..
ReplyDeletemas aku nda bisa jowo.....tetep fantastic
ReplyDeleteto Syd
ReplyDeletesalam kenal balik dari blogger Jogja. terima kasih untuk kunjungannya
to Syahru tetepsemangat
apanya yang fantastic Mas... terima kasih untuk kunjungannya....
mengawali perubahan dari hal yang kecil
ReplyDeleteterus dilanjut ke hal yang besar secara otomatis
salam kenal
http://firman.web.id
yup, mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, mulai saat ini juga. kata Aa; Gym...
ReplyDeletesalam kenal balik, terima kasih sudah mampir..
Mampir lagi, belum ada new posting ya mbak? Sukses selalu.
ReplyDeleteTulisan Mbak Lintang memang sungguh mengalir. Tak terasa waktu membaca sudah sampai di akhir.
ReplyDeleteCeritane apik tenan mbak, seneng weh aku mocone :)
ReplyDeleteKeren mbak, cerpen yang disisipi makna, ga tau bener atau salah tapi saya tangkap peluang yang sedang dibicarakan gombloh, dkk yaitu tentang bisnis kecil seperti itu ternyata bisa dipasarkan secara on line juga. Makasih mbak sudah memberi inspirasi.
Tamune rame ya mbak..
-salam kenal-
to Mas Sumartono
ReplyDeleteterima kasih sudah mampir. new postingnya sudah keluar...
to Pak Joko
mengalir kemana Pak. saya maunya yang mengalir itu duitnya Pak. he...matur nuwun Pak Joko.
to Mas Ricky
seneng ketemu sedulur. terima kasih sudah berkunjung. salam kenal balik
suara rakyat jelata...
ReplyDeleteyang khas dengan obrolan ngalor-ngidulnya...
salam kenal...
semangat..........
Blognya sampeyan tak link sebagai BLOG SING SERING TAK TONTON.Ini ijin tapi wis tak pasang. Trims ya, soalnya bagus ...
ReplyDeletemencerahkan...
ReplyDeleteperasaan aku bukan lagi mbukak blog, tapi lagi lingguh jegang sambil nyruput teh anget, ora lali jisamsu......nrungoke wong jagongan. tq
ReplyDeleteto Mas Ircham
ReplyDeleterakyat jelata terkadang bisa sangat serius lho Mas... matur nuwun untuk kunjungannya. salam kenal balik....
to Mas Budi Spoil 85
sumonggo. silahkan saja. semoga bisa memberi manfaat. terima kasih.........
to Mas Budi
oya... terima kasih...
to Mas Hans
sepertinya saya ketemu sedulur lanang. dari tlatah manakah kisanak? darimanapun, ayuh ngangkring di Jogja...
bener juga tuhhh!!!! kalo kita kreatif dan baik.. negeri pun ikut maju!!!
ReplyDeleteapapun BISA ! yang, diangkrigan apapun bisa jadi obrolan, apabun bisa jadi deal, dan inilah tempat paling disukai "intelektual muda" yang namanya mahasiswa. disini semua bisa bertemu untuk menemukan segala ide kreatif atau bahkan revolusioner. apalagi di sini, jogja, setiap kampung bisa ditemui angkringan yang sering juga disebut warung koboi.
ReplyDeletebila di angkringan aja bisa merubah wajah indonesia, kenapa dari blog tidak bisa? betul ?
to pasang iklan
ReplyDeleteso, ayuh lebih kreatif lagi. biar negara bangsa ini lekas maju
to Mas Dendi
betul 200%.... banyak ide brilian yang berserakan di luar sana yang bisa dishare-kan ke orang lain. kalaupun bukan kita yang lakukan ide tersebut, paling tidak kita sudah melempar bola inspirasi ke banyak fihak. siapapun yang lakukan ndak masalah. karena semakin banyak kebaikan yang dilakukan maka semakin baik dunia. pada akhirnya kita-kita juga yang merasakan. ya toh...
Wah postingannya bagus dan inspiratif...
ReplyDeleteSemoga lebih banyak orang yang bisa mengubah cerita tentang Indonesia menjadi lebih baik...
terima kasih.... tugas kita bersama kan...? paling tidak itulah salah satu alasan kita ngeblog. mendorong dan mengkondisikan semakin banyak orang baik yang mau mengubah cerita Indonesia menjadi lebih baik. ya tho....
ReplyDeleteaku paling senang dengan semua pengetahuan ini, terima kasih sudah berbagi ilmu
ReplyDeletePostingan yang sangat bermanfat ,sangat Infomatif da wajib saya coba. salam sukses
ReplyDeleteTerimakasih Atas Postingan yang sangat menambah wawasan, sangat membantu, harus dicoba. Salam sukses
ReplyDeleteArtikel yang menambah Ilmu, menambah wawasan ,silahkan dicoba. salam sukses
ReplyDeleteArtikel yang sangat Infomatif, menambah wawasan, boleh di coba. sukses selalu
ReplyDeleteSetelah membaca Postingan yang sangat menambah wawasan,sangat Infomatif.sukses selalu
ReplyDeleteSaya paling senang dengan Postingan dan Info yang sangat Amazing sekali, salam sukses
ReplyDeleteSaya cari Artikel dan Postingan ternyata ada di wibesite ini, sukses selalu
ReplyDeleteSaya cari di beberapa wibesite, ternyata wibesite yang sangat keren sekali wajib dicoba. sukses selalau
ReplyDeleteSenang bisa baca Artikel dan Infonya sangat infomatif, yang menambah wawasan.salam sukses
ReplyDeletesaya sangat senang ketika membaca Artikel di Wibesite ini, Isinya benar benar Amazing.boleh dicoba. salam sukses
ReplyDeleteTerimakasih atas Artikel dan Info yang sangat berkesan, semoga sukses
ReplyDeleteInfo dan Artikel yang menarik, sangat inovatif, berkesan. salam sukses
ReplyDeletesaya dapat ilmu yang sangat berharga setela membaca Artikel dan Info di Wbesite ini. Amazing. sukses selalu
ReplyDeleteSaya cari di beberapa wibesite hanya wibesite ini yang mempunyai isi sangat bermakna wajib dicoba. salam sukses
ReplyDeletePostingan yang sangat bermanfaat, sangat Infomatif. wajib dicoba . salam sukses
ReplyDelete