Saturday, February 20, 2010

Kelelawar Kecil di Bawah Jendela

Kelelawar kecil di bawah jendela.
Tubuhnya rapuh, mencericit pilu menyayat kalbu.

“Kenapa kau bisa terperangkap di sini? Apa kau terjatuh saat terbang bersama indukmu? Ini bukan tempat yang aman untukmu. Ada tikus besar yang sering berkeliaran. Sstt, dia bukan tikus biasa. Karena tak hanya sisa makanan yang dia makan. Apapun yang disukainya akan dia makan. Bahkan jika itu adalah kamu. Paman Kucing bersuara besar juga sering menyatroni tempat ini. Jadi, bisakah kau cepat pergi?”

(Dan kau, kau juga harus segera melepaskan diri dari penjara itu. Aku takut….. Kulihat mata-mata penuh dendam di penjara itu. Berjanjilah untuk berusaha pergi dari sana. Berusahalah sekuat tenaga….)

Kelelawar kecil menegakkan kepala,
Berusaha mengepakkan sepasang sayapnya.

“Apa yang harus kulakukan untuk membantumu? Kamu pasti lapar. Karena ini hari keduamu di sini. Apakah jambu ini bisa kau makan? Atau kau haus? Secawan air ini, apa ini yang kau perlukan? Sungguh, aku tak tahu apa yang kau butuhkan. Maka aku berdiam saja di sini. Menemanimu, menjagamu. Agar tikus besar dan paman kucing tak mengganggumu. “

(Akupun tak tahu, apa yang bisa kulakukan untukmu. Karena jerat itu dipasang tepat mengelilingi jantungmu. Aku dan yang lain tak bisa melepasnya. Karena jika tangan kami masuk, akan koyaklah jantungmu. Engkau sendiri yang harus melepasnya. Jerat itu hanya bisa lepas dengan Ajian Sakti Kalimasada. Karena Ajian Sakti Kalimasada akan membuka kunci nurani, sehingga Cahaya Pancamaya akan memancar dahsyat. Menghancurkan jerat yang membelenggu jantungmu. Maka berusahalah. Dan aku akan membantumu dengan caraku sendiri.)

Kelelawar kecil berhasil terbang. Meski tertatih, sayapnya terentang menantang angin. Suara cericit kelelawar di kejauhan membuatnya yakin. Induknya merindukannya. Sebagaimana iapun merindukan dekap hangat induknya. Ia sadar, dia sendiri yang harus berjuang untuk keluar dari tempat ini. Dia yang harus berjuang untuk bertemu dengan induknya. Dan bukan sekedar mencericit memanggil-manggil induknya.

(Dan akupun berharap, engkau pun berhasil melepaskan diri dari penjara itu. Karena jika jiwa masih terpenjara, kau bisa apa…?)

2 comments: