Apa kabar teman-teman? Berapa tahun cahaya ya kita tak bersua.. Satu tahun? Hahaha… jelas belum ada lah. Berapa pun lamanya, yang jelas aku kangen tak terkira. Aku kan begitu menyayangi kalian. Hahaha….gombal abiiiizzzzzzzzzzz. Ndak pa pa lah, kubiarkan tanganku menarikan apa saja di atas keyboard. Itung-itung sebagai hadiah setelah sekian lama terpasung.
Terpasung? Iyalah, beberapa waktu tak boleh beraktifitas, kerjaannya hanya makan dan tidur, ndak boleh mikir yang berat-berat, ndak bisa ngangkat ini itu, kalau mau apa-apa tinggal bilang dan sekejap sudah ada di depan mata. Menyenangkan? Jelas tidak, meskipun serasa sedikit seperti putri raja. Sedikit karena banyak aktifitas putri raja yang lain yang tak bisa dilakukan. Ndak bisa ngajak dayang-dayang berburu di hutan (siapa tau ketemu tarzan ganteng…), ndak bisa mandi di kali (siapa tau kelelep trus ditolong arjuna baik hati…), ndak bisa banyak yang lain deh…
Ceritanya begini teman-teman. Beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 8 Mei jam 8 malem, saya mendapat senggolan mesra dari sebuah motor tepat di depan pasar Klithikan Jogja. Kalau biasanya saya geleng-geleng kepala karena seringnya melihat kecelakaan terjadi di tempat itu, akhirnya saya sendiri harus mengalaminya sendiri. Alhasil beberapa hari harus ikhlas menerima perhatian ekstra dari banyak dokter dan perawat. Untungnya dokter dan perawat-perawatnya rata-rata masih muda. Jadi seger kan. Hehehe…. Dan inilah yang ingin kuceritakan. Tentang uniknya RS tempatku dirawat. Sebenarnya awal sempat dirawat di sebuah RS di Jogja. Tapi karna keluarga di Kulon Progo, akhirnya minta dirujuk ke RS ini biar tak repot bolak-balik Jogja-KP. Kebetulan pula dokter yang merawatku di Jogja kenal baik dari dokter kepala RS ini.
Rizki Amalia Medika. RS ini masih belia. Seperti halnya para perawat dan dokternya. Didirikan oleh seorang dokter muda yang punya idealisme tinggi. Dulu beliau mengawalinya dengan membuka praktik di rumah kontrakan mungil di barat RS tersebut. Waktu berjalan, semakin lama pasien beliau semakin banyak. Entahlah, banyak orang merasakan dokter muda ini bertangan dingin. Banyak yang cocok dengan dokter muda ini. Wejangan menyejukkan yang mengiringi tindakan medisnya memberikan sugesti luar biasa untuk sembuh rupanya. Tarif miring dan suasana kekeluargaan yang kental menjadi pelengkap daya tarik beliau.
Berbekal keuletan dan kemauan keras, akhirnya mimpi beliau untuk memberikan layanan yang lebih baik pada para pasiennya pun terwujud. Sebuah RS kecil, dengan segudang idealisme pun berdiri. Setahap demi setahap RS ini terus berbenah. Aku tahu karena beberapa tahun terakhir ini sudah 5 orang dari keluargaku yang menjadi pasien di RS ini. Jadi aku bisa melihat perkembangan RS ini.
Banyak perubahan yang sudah terjadi. Perbaikan kualitas di sana-sini tampak nyata. Penambahan layanan seiring semakin banyaknya para dokter muda idealis yang bergabung semakin menambah gayeng saja. Tapi ada yang dipertahankan tak berubah, yaitu nuansa kekeluargaan yang selalu dikedepankan. Salah satunya adalah tradisi pembebasan jam besuk dan jumlah orang yang menunggui pasien. Dan ini tentu saja yang paling disuka keluargaku. Karena di desaku masih kental nuansa kekeluargaan dan gotong royongnya. Semua sukanya dilakukan rame-rame. Termasuk ketika menjenguk. Seringkali niatnya bukanlah menjenguk, tapi menemani menunggui di RS. Jadi biasanya agak lama mereka di RS. Bahkan kalau datangnya habis maghrib, biasanya jam 9 malam mereka baru pulang ke rumah. Tidak semua memang. Biasanya anak-anak mudanya.
Hmm, satu hal yang menyenangkan, sekaligus merepotkan. Tapi ini adalah pilihan yang dipilih. Tentu saja setiap pilihan mengandung konsekuensi. Tapi aku sangat percaya, justru kehadiran banyak orang itulah yang mempercepat proses kesembuhan (karena aku pernah merasakannya. Bahwa medis plus doa, dukungan moril kepada pasien adalah kolaborasi hebat yang akan mempercepat kesembuhan pasien).
Ada lagi yang tak berubah. Komitmen pemberdayaan ekonomi untuk orang-orang di sekitar RS terus dijaga. Beberapa pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian khusus memang ditawarkan pada penduduk setempat. Maka Simbah ramah tetap bekerja membantu bersih-bersih sambil melayani jasa penyediaan air panas. Berbekal termos-termosnya, tambahan rezeki pun mengalir ke kantongnya.
Si Mbak rambut panjang pun masih menjadi penyedia konsumsi untuk para karyawan RS. Warung si Mbak di belakang RS itupun semakin ramai dengan pesanan dari para keluarga pasien. Dan RS sengaja membuka pintu belakangnya sampai malam, sehingga bisa menjadi jalan tol untuk transaksi. Parade mas-mas yang bersih-bersih sampai yang jaga parker pun diambil dari penduduk sekitar. Pak dokter muda memang menginginkan RS ini memberikan kemanfaatan untuk banyak fihak, terutama untuk lingkungan terdekat. Dan betul saja, roda ekonomi pun berdenyut di sekeliling RS.
Dan akhirnya ketika harus tinggal beberapa saat di RS ini, wajah-wajah ramah inipun kembali menyapa. Dan tawapun menderai mengiringi canda kami, meski tentu saja aku sambil meringis. “Mbak, kalau kangen padaku saja, kenapa harus pakai menabrakkan diri sih. Cukup datang saja sambil bawa snack teman melek, kami sudah senang”, Mas perawat yang rambutnya tetep saja plonthos sejak dulu masih saja khas dengan banyolannya. Hmm, keluarga kami memang punya kebiasaan berbagi snack dan buah yang biasanya dibawakan oleh para pembesuk ketika malam tiba. Untuk teman melek, begitu selalu kami bilang. Rupanya itu selalu mereka ingat. Hehehe..
Hari ke-3 di RS. Wah, sudah mulai bosen nih. Kenapa muntahnya ndak berhenti juga ya. sudah berkurang sih frekuensinya. Saat masih sibuk menghitung berapa hal yang susah kuingat, tiba-tiba parade paramedic datang. Ada seorang yang tampak aneh dibanding barisan yang mengiringinya. Para pengiring begitu mudah dikenali dengan seragamnya. Tapi siapa sosok modis dan gaul abis yang begitu mereka hormati ini. Baju dan celana bermerk terkenal, aroma harum yang tiba-tiba menyeruak, gaya kocak abis. Beda banget…..Olala, ternyata Pak dokter gaul yang tentu saja masih muda ini adalah dokter ahli.
Beberapa waktu jurus-jurusnyapun dikeluarkan. Dan enteng saja beliau bicara. Gegar otak ringan dan memar di bagian dalam. Hmm, ya sabar ya Mbak. Harus banyak istirahat. Pusingnya perlu waktu agak lama untuk hilang. Jangan berat-berat dulu mikirnya… Hoho, memangnya hidup bisa diatur semudah itu apa. Tapi gaya kocaknya memaksaku tertawa meski pusing berat selepas ditreatment. Dan kuhadiahi beliau satu muntahan. Haha, ya maaf lah Pak.
Hmm, akhirnya waktu tlah tiba. Boleh pulang ke rumah dengan segudang syarat. Haha, tak apalah. Bukankah aturan dibuat untuk dilanggar. Ya toh…(walau akhirnya kena batunya sendiri. Hihi…). Apapun itu, terima kasih banyak untuk semua. Good job pokoknya… jangan khawatir, di rumah sudah menunggu perawat cantik berperut serupa balon….
Catt.
*Hati-hati dengan ucap dan pikir kita. Setelah saya pikir-pikir, apa yang terjadi bisa jadi adalah cara Allah menjawab pinta saya. Beberapa waktu sebelumnya memang sempat terucap lelah. Ingin “istirahat” sejenak. Dan inilah jawabannya. Diberi-Nya saya alasan tepat untuk “beristirahat”. Hmm, hukum ketertarikan bekerja dengan sangat baik…….
*Special thanx untuk dr Agus, Kepala RS Rizki Amalia Medika. Saya sudah keluyuran lagi Pak di jalanan Jogja. Tapi masih tetap dengarkan nasehat Bapak kok. Langsung tidur tiap alarm otomatisnya nyala. Semoga saya cukup bersabar untuk tidak melanggarnya. hehe….
*Postingan ini adalah seri pertama oleh-oleh selama semedi beberapa waktu. Nantikan seri selanjutnya di jam dan hari yang sama. Halah, bak sinetron saja….
*Pst…saya nonton debat capres putaran pertama sampai dua kali. Serius mendengarkan, isi penyampaian mereka dan…ini yang penting. Mencermati gaya bicara Bu Mega. Karena kata teman saya, gaya bicara saya mirip beliau. Lebih di tekanan intonasinya. Tentu saja saya penasaran setengah mati. Nah, saya masih mencari letak kemiripannya. Siapa tau mirip beneran. Siapa tau nasibnya juga mirip. Menjadi salah satu manusia berpengaruh di negeri ini. Hehe…siapa tau kan. Ndak usah cemberut gitu lah. Bagus juga ikut mendoakan. Ya…ya…ya…..
Thursday, June 18, 2009
Rumah Sakit Penuh Cinta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ehm nice story. Setelah sekian lama kunanti kabar darimu...
ReplyDeleteBtw kisah mbak mengingatkan saya pada kisah Prita. Sayangnya, kisah beliau tidak seindah kisah mbak.
YG pasti... Allah memberi kita sakit, karena dia sayang sama kita. Why? Mungkin selama ini kita ngga pernah mengistirahatkan tubuh kita, pikiran kita, jiwa kita walau sesaat. Dan itu bisa berbahaya karena merusak keseimbangan.
Yang terpenting lagi, jadilah bijaksana dalam mengambil hikmah di balik setiap kejadian.
Salam Sukses
hmm, iya Mas. tak hanya sayangnya Allah yang luar biasa. saya juga diperlihatkan indahnya cinta para pecinta. mereka yang sungguh-sungguh menawarkan cinta tanpa pamrih. semuanya atas nama manusia dan kemanusiaannya. sungguh luar biasa...
ReplyDeleteso, let's open the wisdom class
welcome back ya mbak. Ditunggu tulisan selanjutnya lho, tp jgn dipaksa mbak...kan hrs jg kesehatan..:-)
ReplyDeleteoke, terima kasih. Insya Allah serius jaga. kata Mas Arief sekarang harus lebih wisdom. pada diri sendiri termasuk di dalamnya. bukan begitu Mas Arief...???
ReplyDeleteAkhirnya muncul juga nih posting baru yang selalu dinantikan oleh dunia blogger. Yang penting Mbak Onabunga sudah sembuh. Turut senang mendengarnya.
ReplyDeletehemmmm..saya juga termasuk orang yang menunggumu lho...ahh ngga,cm nunggu postingannya kok,hehe......
ReplyDelete"alhamdulillah 'alasalamah"jaga kesehatan ya.
salam kenal.
wah, sungguh, saya ndak tahu kalau mbak lintang sedang kena musibah. semoga lekas sembuh dan menjalankan aktivitas seperti biasa. alangkah nyamannya kalau setiap pasien mendapatkan layanan yang penuh cinta kasih. ndak kayak yang berlabel internasional itu. pasien dianggep benda mati yang diperlakukan seenaknya. lain kali, mbak lintang perlu berdoa, "saya ingin terus ngeblog dan berkarya", hehe ...
ReplyDeleteto Mas Sumartono
ReplyDeleteterima kasih, Mas. kalau kelamaan ndak muncul nanti bisa tenggelam. arusnya deras. jadi daripada kebawa arus terus, memunculkan diri saya rasa adalah pilihan terbaik. ya toh....
to Mbak Sari
oya, jadi tersanjung. tulisan adalah representasi diri. jadi pada dasarnya njenengan menunggu saya tho? hehehe.... salam kenal juga.
to Pak Sawali
amien Pak. yah, saya memang termasuk orang yang beruntung. dan saya berharap lebih banyak lagi dan bahkan semua orang mendapatkan keberuntungan. jadi, kasus-kasus seperti itu ndak terjadi lagi.
untuk doa, ah ya, perlu saya masukkan dalam daftar doa nih Pak. kebetulan kemarin baru saja didefrag mind, body, soulnya dengan metode yang unik. ada orang-orang baik yang dihadirkan untuk membantu saya. IA saya cerita di postingan berikutnya...
sudah sembuh mbak ona? syukur alhamdulillah...
ReplyDeletebisa gentayangan kembali di dunia maya.
hehehe...itu dokternya kok dimuntahin. resiko jadi dokter nih :)
kalau baca ceritanya mbak ona, jadi ingat sama patch adams yg di film diperenkan robin williams. dokter-dokter idealis yang mengobati bukan cuma dengan obat medik. tapi juga dengan bentuk perhatian dan kasih sayang terhadap pasien.
semoga cepat sembuh ya sis...
ReplyDeletehmmm...sangat bertolak belakang dgn kisah Ibu Prita. ternyata masih ada juga RS penuh cinta. andaikan semua RS spt itu, tentu kita merasa aman dan nyaman.
balasan komen :
siiip...!!!!!!!! kalo bermanfaat, kenapa tidak??!!??
Ikutan bezoek mbak Ona meski cuma lewat ceritanya yang selalu membuat kangen ..
ReplyDeleteTernyata masih ada dan mungkin juga banyak rumah sakit yang memberikan pelayanan dengan keramahan plus dokter yang berdedikasi, beda banget dengan RS yang berlabel international yg melayani dengan tarif..melihat pasien dari baju yang dipakai.
Salam
rupanya kena musibah dan cobaan dari Allah SWT ya Mbak.. Alhamdulllah sudah sembuh dan semoga menjadi lebih hati2 lagi biar nggak kesenggol mesra dengan kendaraan lain..
ReplyDeletesalam kenal aja, moga cepat sembuh...
ReplyDeleteDalam dunia pendidikan dikembangkan Teori Konstruktivistik http://budielyas.blogspot.com yang lebih manusiawi. Di Rumah sakit yang seharusnya melayani orang-orang yang tidak berdaya, kenapa ada Prita Laura.
ReplyDeleteto Mase Gerrilyawan
ReplyDeletealhamdulillah sudah Mas. sudah gentayangan kemana-mana, offline maupun online. terdeteksikah oleh njenengan? kalau ndak ya wajar. namanya juga makhluk gentayangan. hihi..serasa siluman ja... (kalau big bosnya ctd menyukai data siluman, justru saya lebih suka jadi silumannya. halah, apa lagi ini...)
saya pernah nonton juga Mas. barangkali Pak dokter muda juga nonton film itu, trus terinspirasi. apapun yang menginspirasi beliau, saya harap ada banyak Pak dokter muda lahir ke bumi Indonesia. semoga...
to casual cutie
terima kasih doanya Mba. hmm, saya harap kata andai itu berubah nyata Mba. asal semakin banyak orang "baik", saya kira itu bukanlah hil yang mustahal. ya to...
to Mas Budi
ReplyDeletehah, melihat dari bajunya? jadi, sebaiknya kita pake baju apa kalau ke sana? batik, lurik, kaos oblong, safari, atau gimana kalau pinjam bajunya Pak Kalla. nanti kita kasih label "ini baju capres lho". kira-kira ngaruh ndak ya....
to Mas Zam
iya Mas. dapat senggolan mesra dari motor ndak enak ternyata. ndak semesra yang dibayangkan. palagi hasilnya cepet banget positifnya. mosok jarak semalam langsung muntah-muntah. kan nggak wajar. biasanya kan selang 1 bulan ya.. halah, ngomong apa iki...
to sabikhis
ReplyDeletesalam kenal juga. terima kasih untuk doa dan kunjungannya...
to Pak dosen Budi
teori apalagi itu Pak dosen? tapi saya suka itu segala yang berbau manusiawi. kalau lupa, salah, khilaf atau melakukan sesuatu yang merugikan tinggal bilang, "wajar kan, namanya juga manusia". manusiawi sekali tho?
Kulonuwun...
ReplyDeleteTernyata abis sakit tho mba..wah turut mendoakan ya, semoga cepat sembuh. Seperti ulasan diatas, doa dan support dari teman-teman bisa membantu penyembuhan..hehe..
Ayo mba ona, cepat sembuh dan ditunggu artikel-artikel selanjutnya nggih..
maturnuwun
terima kasih Mas... alhamdulilllah dah sembuh kok. jelas ini karena support teman-teman yang luar biasa. oks, ini juga sedang menyiapkan artikel u jadwal tayang tgl 1. eits, bukan artikel pesenan lho. lebih tepatnya artikel komitmen. halah, apa lagi ini...
ReplyDelete